![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxYUMS8QRr9uAvWfIEi6Qib8dCOInMyYVsmw0_G9YHNxmMpUTOmj9P0_yejQGkoKCbtfCgQdZqz7_R6EYteE8tkLyLkvxroBBuAwEMzNy5gKtP_X0-xS4_-w4LOccD5pYXwrIAzHwiP7xX/s254/Sikap+Ketua+Umum.jpg)
Kata Ohee, Dewan Adat telah dipermainkan dan
disalahgunakan oleh kepentingan politik. Pejuang Papua Indonesia ini
juga menolak tegas keputusan KRP III yang mendeklarasikan Negara Federasi Papua
Barat. Pendirian Negara Papua Barat adalah khayalan dari sekelompok orang saja,
dan tidak bisa mewakili seluruh rakyat di tanah Papua. Katanya, pendirian suatu
negara dengan Presiden, Perdana Menteri, dan struktur kabinetnya adalah
jelas-jelas tindakan makar yang berlawanan dengan tujuan hukum NKRI.
Menyelesaikan persoalan Papua harus dengan cara dan pola komunikasi yang sesuai
dengan aturan hukum yang ada. Ia menyadari masih ada persoalan kemiskinan,
ketidakadilan, dan ketertinggalan masyarakat Papua saat ini. “Kami mengajak
semua komponen masyarakat di Tanah Papua mencari format pembangunan yang tepat
dalam menegakkan hak-hak dasar rakyat Papua,” katanya. Ramses menghormati dan
mendukung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam menata kembali pembangunan
Papua di dalam kerangka otonomi khusus. “Kami juga mengharapkan aparatur
pemerintah pusat dan di daerah menjalankan otonomi khusus yang konsisten dan
menyeluruh,” ujarnya. Ia menyerukan dukungan penuh bagi komitmen Presiden SBY
untuk membangun Papua. “Kini, rakyat Papua menaruh harapan kepada Presiden SBY
untuk mendorong perubahan yang lebih baik bagi Papua di dalam wilayah NKRI,”
ucap Ramses. (pin/don/l03)
0 komentar:
Post a Comment