Tuesday, January 17, 2012

* Politik “Dukungan Luar Negeri” dan Perjuangan Papua Merdeka


- Presiden SBY Bertemu Menhan AS Di Bali
Hari ini Presiden Neo-Kolonial Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono bertemu dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat. Pokok pembicaraan mereka sebagaimana dilansir berbagai media di Indonesia menyebutkan terkait pembelian pesawat tempur dan secara khusus membahas masalah gejolak atau separatisme di Tanah Papua. Permasalahannya pemberitaan Indonesia tidak secara rinci menjelaskan "pokok-pokok apa saja yang disinggung dan bagaimana dinamika pembahasan mereka berdua." Walaupun begitu, sudah dapat dipastikan bahwa Indonesia hendak bermuka domba dihadapan negara-negara barat, dengan menyatakan, "Otsus adalah solusi terbaik, kami bukan regime orde baru yang militeristik dan sentralistik. Kami telah berikan Otsus, dan kini kami sedang, sekali lagi sedang berupaya menerapkan UU Otsus. Walaupun begitu masih saja ada orang Papua yang menolak, jadi kami sedang menyelesaikannya. Kami pasti akan menyelesaikannya secara tuntas. Kami optimis bahwa ada pihak-pihak yang dapat diajak berkomunikasi dan menerima tawaran pemerintah pusat untuk menyelesaikan masalah ini. Memang ada sedikit gejolak di sana sini dari waktu ke waktu, tetapi aparat kepolisian yang yang di daerah sudah dilatih dengan pengetahuan HAM dan demokrasi dan tugas mereka memberi jaminan keamanan dan ketertiban. Jadi memang di sana-sini ada tindakan yang menyinggung hak asasi, tetapi selalu kami berusaha dan pasti akan menghilangkan tindakan yang dicap sebagai pelanggaran HAM oleh sekelompok organisasi Non-Pemerintah dan orang Papua sendiri." Lalu tanggapan pejabat Amerika Serikat kemungkinan seperti berikut, "Ya, pemerintah AS punya komitmen untuk memajukan demokrasi dan perlindungan HAM secara bermartabat di Indonesia. Kami menghargai berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah Indonesia, khususnya terkait dengan penangangan isu dan kelompok masyarakat Indonesia. Kami tetap mendukung keutuhan NKRI, seperti sediakala. Kami juga akan menyediakan bantuan strategis maupun teknis dalam rangka memajukan dan melindungi HAM serta mendukung proses demokratisasi. Memang kami sadar dan terus memonitor kondisi terakhir khususnya di Tanah Papua, terutama terkait demo karyawan Freeport yang sampai saat ini belum tuntas. Kami harap pemerintah Indonesia bisa membantu dalam hal ini. ... Dan seterusnya." Akhir dari pembicaraan itu, ditarik kesimpulaan bahwa, pertama, Amerika Serikat TIDAK mendukung gerakan separatisme di Tanah Papua, Amerikat Serikat mendukung keutuhan NKRI; kedua Amerika Serikat bersedia menjual pesawat tempurnya ke TNI/ Indonesia dalam waktu dekat, yang berarti hubungan militer yang sempat terputus dan terpuruk sudah pulih kembali. Kedua kesimpulan ini TIDAK menyebutkan "Apa yang dilakukan Indonesia untuk Amerika Serikat atau apa yang dikatakan Indonesia untuk Amerika Serikat." Apa artinya? Artinya Indonesia tidak punya nilai tawar di hadapan negara adidaya Amerika Serikat, yang ada hanyalah, "Apa maumu yan Tuan, Hambamu insya Allah siap!" Tetapi itu mungkin terlalu jauh.
Seorang pejabat negara tidak terbiasa membahas hal-hal terperinci seprti itu, yang sering terjadi ialah pembicaraan sekedar basa-basi, "Apa kabar? Terimakasih atas waktu untuk bertemu. Kami sangat berterimakasih atas kesempatan ini, dan terimakasih atas semua yang dilakukan pemerintah dan negara Anda dalam hubungan saling menguntungkan ini.
Menurut Tempo Interaktif.com, Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas beberapa hal termasuk diantaranya Purnomo sempat memaparkan kondisi di Papua dalam pertemuan bilateral tertutup itu. "Agar beliau mendapat informasi langsung dari pihak pertama," kata Purnomo usai pertemuan itu.
Sementara menurut Detik.com, Menurutnya, konteks pembicaraan isu Papua dalam pertemuan adalah kerjasama bidang pertahanan. Presiden SBY menjelaskan, faktor yang lebih ditonjolkan pemerintah adalah peningkatan kesejahteraan. "Ada kebijakan khusus untuk Papua yang menekankan kesejahteraan, bukan pendekatan keamanan," jelas Faiz. Yang patut dipertanyakan oleh orang Papua khususnya ialah,
"Mengapa masalah Papua justru dan selalu dibahas dan dikomunikasikan dengan pihak negara asing?" atau dengan kata lain, "Mengapa isu-isu dari provinsi dan pulau lain di dalam NKRI tidak pernah disinggung ketika bertemu dengan pemerintah atau negara lain, kecuali hanya menyoal Papua?" Itu artinya ada sesuatu yang dianggap perlu disinggung.
Yang lebih penting lagi untuk diingat oleh orang Papua ialah sebuah fakta sejarah bahwa Tanah Papua ialah korban kong-kalingkong Amerika Serikat dengan NKRI. Tanah dan bangsa Papua dikorbankan demi kepentingan kedua belah pihak. Terutama sekali Amerika Serikat berkepentingan mengeruk sumberdaya alam yang ada di Bumi Cenderawasih. Sementara NKRI berkepentingan mengembangkan politik Pan Indonesia Raya mencakup wilayah suku-bangsa Melanesia dan Melayu (Malaysia, Singaore, Brunai Darussalam, Papua New Guinea, Vanuatu, sampai ke Fiji). Proyek Pan Indonesia mentok sampai batas-batas seperti yang ada sekarang. Sebagian pulau Borneo dan Singapore sudah merdeka sendiri, di bagian timur hanya sampai di New Guinea bagian Barat. NKRI harus pasrah kepada fakta sejarah. Sekarang NKRI menganggap dirinya sudah harga mati. Paupa Merdeka merupakan sebuah kecelakaan yang akan menghancurkan bingkai buatan mereka bernama "N-K-R-I". Tetapi orang Papua perlu menjawab sekarang, "Apakah Anda sanggup membuat dan memajang bingkai sendiri di luar bingkai NKRI, ataukah yang sanggup Anda buat hanya sebatas mengecat dan memposisikan bingkai NKRI itu agar lebih berwarna sesuai selera Anda?" Semuanya berpulang kepada Anda. Semuanya tidak tergantung kepada NKRI atau Amerika Serikat. Karena pembukaan UUD 1945 mengatakan, "Penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan..." Memang Indonesia harus dipaksa tunduk kepada kata-kata dan kalimat awal dari UUD-nya sendiri, sebelum memaksa bangsa lain tunduk kepadanya. Begitu bukan?
http://papuapost.com/?campaign_review=politik-dukungan-luar-negeri-dan-perjuangan-papua-merdeka [802] words.Posted in: Editorial & Column [39] ‡ Last modified @ October 24th, 2011. [ Views0 ]

1 comment:

  1. Eni Faleomavaega TUHAN JESUS MEMBERKATI ANDA .

    West PAPUA tetap mendukung and dalam perjuangan anda untuk masyarakat Papua Barat. Saya orang Papua saat ini tidur dalam berdarahan ,dan tidak bisa perbuat apa-apa selain nasip saya dinegaeri ini .Negara Indonesia menganggap saya sebagai anak Babi ,setiap tahun saya kehilangan 1000 jiwa,dan bandingkan dari tahun sebelumnya. saya setiap hari menangis untuk memikirkan nasib PAPUA ini kapan berakhir? Suara saya hanya untuk teriak minta tolong kepada anda.

    February 26, 2013 at 11:25 AM

    ReplyDelete